Social Icons

Pages

09 November 2011

Apakah Anda Bahagia?

Apa saya bahagia? Apakah Anda bahagia?
Cukup kita jawab di dalam hati saja kebenarannya!

Yang jelas saat ini seringkali manusia hidup dalam ketidakbahagiaan. Mengalami kebahagiaan hanya kadang-kadang saja. Itupun lebih kepada rasa kebahagiaan yang semu.

Ketika kita menginginkan untuk memiliki sebuah telepon genggam terbaru dan terpenuhi, apakah hal itu bisa dikatakan kebahagiaan yang sesungguhnya?

Bukankah itu hanya semata karena perasaan kesenangan saja karena keinginan terpenuhi?
Bukan sebuah kebahagiaan yang muncul dari kedalaman hati.

Bagaimana bila keinginannya tidak terpenuhi?
Jadi kebahagiaan yang ada hanya ditentukan dari sesuatu diluar diri kita.

Jaman sekarang kebahagiaan itu seperti barang mahal dan langkah.
Kita harus mencari dan mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya.
Ya, kebahagiaan itu sampai perlu kita membelinya.
Bila perlu bukan dengan hanya mencari tetapi dengan mencurinya.

Demi untuk mendapatkan kebahagiaan kita mengadakan kegiatan-kegiatan tertentu untuk menciptakan kebahagiaan bagi diri kita. Bahkan terkadang harus mengadakan perjalanan jauh demi menemukan kebahagiaan yang kita inginkan, karena biaya bukan masalah bagi kita.

Tetapi banyak juga, orang-orang yang hidup pas-pasan pun terkadang demi untuk memenuhi kebahagiaannya terpaksa harus membelinya juga.

Standar kebahagiaan kita saat ini hanyalah lebih kepada pemenuhan segala keinginan kita. Ketika terpenuhi maka bahagialah kita. Tetapi yang namanya keinginan, sepertinya tidak akan ada habisnya.

Bila standar kebahagiaan kita hanya kepada terpenuhinya keinginan, maka kita akan selalu dalam keadaan tidak bahagia. Karena manusia selalu penuh dengan keinginan.

Padahal kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika manusia bisa menghancurkan segala keterikatan akan keinginan yang ada di dalam dirinya.

Ketika segala keinginan duniawi bisa dilepaskan, maka dalam duduk di kursi reot sambil menikmati segelas air putihpun hatinya akan diliputi kebahagiaan.

Tanpa harus ke Bali melihat pemandangan dan hanya memandangi bentangan sawah disamping rumahpun kebahagiaan bisa dimiliki.

Sebab sesungguhnya kebahagiaan itu adalah milik hati yang telah lepas dari segala kemelekatan. Tidak ditentukan oleh terpenuhinya keinginan, tetapi justru karena bisa melepaskan keinginan hati.

Jadi sesungguhnya kebahagiaan itu sangat dekat dengan diri kita. Tidak perlu mencarinya jauh-jauh, apalagi sampai dengan mencurinya.
Kebahagiaan adalah milik setiap manusia yang telah bisa melepaskan segala keinginan yang mengikatnya.

Selama masih dipenuhi dengan keinginan-keinginan, maka selama itu juga kita akan terus mencari kebahagiaan itu. Sayangnya ketika terpenuhinya, hanyalah kebahagiaan yang semu, bukan kebahagiaan sejati.

Selama kita hidup hanya untuk mencari kebahagiaan, maka kebahagiaan akan semakin menjauh. Tetapi kita harus menyadari satu hal, bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu tepat ada disini, di dalam hati yang tidak terikat oleh keinginan.

Ternyata, ada beberapa faktor, yang diungkapkan oleh berbagai penelitian, yang memainkan peran dalam tingkat kebahagiaan Anda. Apakah Anda sudah memiliki faktor-faktor tersebut?

Selalu tersenyum

Coba lihat foto-foto Anda saat masih kuliah. Apakah Anda cenderung tersenyum atau tertawa? Bila ya, kecenderungan Anda untuk bercerai kelak berkurang lima kali daripada mereka yang tampak kurang happy dalam foto-fotonya, begitu menurut studi baru dari DePauw University, di Greencastle, Indiana. Senyum yang positif bisa menarik orang-orang bahagia lain, bahkan menggaet pasangan.

Punya saudara perempuan

Orang-orang dengan setidaknya satu saudara perempuan dilaporkan memiliki dukungan sosial yang lebih baik, lebih optimis, dan kemampuan mengatasi masalah, demikian menurut sebuah studi yang dipresentasikan di konferensi tahunan British Psychological Society. Saudara peempuan tampaknya mampu mendorong komunikasi dan kedekatan di dalam keluarga.

Jarang nonton TV

Orang-orang yang paling bahagia menonton TV 30 persen lebih sebentar daripada mereka yang menghabiskan waktu lebih sering, demikian dilaporkan University of Maryland. Universitas ini menganalisa data dari lebih 45.000 orang Amerika selama 34 tahun. Mereka yang jarang nonton TV lebih suka menggunakan waktunya untuk bersosialisasi, membaca, atau menghadiri acara-acara keagamaan. Kebiasaan-kebiasaan ini membuat orang memiliki mood dan kesehatan yang lebih baik.

Memajang suvenir atau foto

Bila Anda senang memajang foto-foto seusai liburan atau yang mengingatkan akan masa-masa menyenangkan, kemungkinan besar Anda lebih menghargai hidup dan lebih bahagia, kata Sonja Lyubomirsky, PhD, profesor bidang psikologi di University of California, Riverside. Kenangan manis tentang pertemuan keluarga atau liburan bersama teman-teman bisa mengingatkan Anda mengenai potensi kebahagiaan dan menjanjikan bahwa tak lama lagi Anda bisa mendapatkannya lagi.

Menjadikan olahraga sebagai prioritas

Orang yang gemar berolahraga mampu mengatasi stres dan cenderung merasa lebih puas dengan kehidupannya, demikian pendapat para peneliti Denmark. Dibandingkan dengan orang yang lebih suka bersantai-santai, orang yang rutin jogging kemungkinan stres dan ketidakpuasan dalam hidupnya menurun hingga 70 persen. Tetapi belum terlambat jika Anda ingin mengubah kebiasaan. Anda yang mulai berolahraga ringan (selama sekitar 17 – 34 menit sehari) akan mengalami peningkatan rasa bahagia.

Punya kehidupan cinta yang sehat

Ahli ekonom dari University of Warwick, Inggris, David Blanchflower, PhD, dan Andrew Oswald, PhD, mengatakan, keintiman fisik adalah faktor penting menuju kebahagiaan. Orang yang menikah cenderung berhubungan seks 30 persen lebih sering daripada yang masih lajang, yang bisa jadi merupakan alasan mengapa mereka lebih bahagia.

Berkumpul dengan orang-orang yang bahagia

Berkumpul dengan orang yang positif, tentu lebih baik daripada dengan orang yang negatif. Kerap bersosialisasi dengan orang-orang yang happy di lingkungan tempat tinggal akan meningkatkan kecenderungan Anda untuk menjadi bahagia. Seberapa sering Anda menghabiskan waktu bersama, juga memegang peranan. Menurut peneliti, orang yang tinggal sekitar 800 meter dari tetangga yang menyenangkan akan meningkatkan kebahagiaannya hingga 42 persen. Jika tetangga Anda tinggal lebih jauh (radius 3 km), peluangnya menurun hingga 22 persen. Penyebabnya, mungkin karena Anda jadi lebih jarang bertemu muka.

Menyukai cokelat panas

Menurut studi dari Yale University, aroma yang khas dari kopi, teh, atau cokelat panas yang masih mengepul, juga mampu mengumpulkan perasaan yang positif. Hal ini disebabkan orang mengasosiasikan kehangatan fisik dengan kehangatan emosional. Cangkir hangat yang Anda pegang akan lebih memancarkan keramahan atau kehangatan pada yang lain, juga rasa lebih murah hati dan mempercayai.

Punya dua teman baik

Di antara 654 orang menikah, mereka yang mengatakan memiliki setidaknya dua teman baik (tidak selalu berarti pasangannya sendiri) lebih cenderung memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik. Meskipun begitu, memiliki teman lebih banyak tidak berarti Anda akan mendapatkan lebih banyak kebahagiaan daripada dua orang teman baik.